Sunday, March 23, 2008

Lagu Ibu Kita Kartini Tiga Bait (Saya Bukan Roy Suryo)

Pertama-tama, saya mau memulai ini dengan mengatakan dengan sungguh-sungguh kalau saya bukan Roy Suryo...

Beberapa hari yang lalu saya jalan2 di sekitar Margonda, Depok, dan melihat di Taman Bacaan ZOE sedang ada jualan buku. Saya obrak-obrik beberapa koleksi buku bekas dan saya menemukan sebuah buku lama berjudul PUSAKA INDONESIA, yang isinya riwayat hidup tokoh-tokoh besar Indonesia. Secara acak aku buka beberapa halaman dan kutemukanlah ini, teks lagu "Ibu Kita Kartini", di dalam buku itu judulnya "Raden Adjeng Kartini", dan tiga bait panjangnya.

Kata-katanya terdengar aneh buat kita yang sudah memakai bahasa Indonesia modern. Teksnya seperti ini, sengaja saya kutip dalam ejaan asli di bukunya, yang terbit pada tahun 1966.

Raden Adjeng Kartini
cipt. W.R. Supratman


Raden Adjeng Kartini, puteri sedjati
Puteri Indonesia, harum namanja
Raden Adjeng Kartini, pendekar isteri
Pendekar kaumnja, untuk mulia.

Raden Adjeng Kartini, pendekar isteri
Pendekar kaum ibu, tanah airnja
Raden Adjeng Kartini, penjuluh budi
Penjuluh bangsanja, karena tjita-tjitanja.

Raden Adjeng Kartini, pendekar djauhari
Puteri jang berdjasa, se Indonesia
Raden Adjeng Kartini, puteri jang sutji
Puteri jang merdeka, tjita-tjitanja.

Refrein:

Wahai Raden Adjeng Kartini
Puteri jang mulia
Sungguh besar tjita-tjitamu
Bagi Indonesia.

disalin dari buku karangan Tamar Djaja, Pusaka Indonesia, hal 729
terbitan Penerbit Bulan Bintang, 1966

Saya tidak punya data kapan lagunya berubah menjadi yang kita kenal sekarang. Mungkin memang ada revisi yang dilakukan oleh (dugaan saya) Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Memang sih kalau kita masih memakai syair yang lama, akan aneh sekali bunyinya. Pendekar isteri..., apa tuh artinya?

Kalau teman-teman, yang sepuh khususnya, pernah mengenal lagu Ibu Kartini versi jadul ini mohon dishare pengalamannya... Ada rekamannya gak yah, mungkin Sanggar Lokananta di Solo punya. Dan sekali lagi, saya bukan Roy Suryo... :p