Monday, December 1, 2008

Angkutan Umum (1)

Tipu-tipu kecil kenek angkutan

Dulu sewaktu saya belum lama di Jakarta, saya sering terkena tipu2 kecil ala kenek. Mungkin anda juga salah satu korbannya. Tipu2 kecil ini tidak membuat anda rugi berat sih, suka mengalami sedikit ketidakenakan saja, atau mengumpat kecil karena tahu telah ditipu. Untuk itu saya sajikan sedikit kamus tipu2 ala kenek Jakarta.

Duduk! Duduk! :
Kalau mereke berteriak seperti itu, bis tidaklah benar-benar kosong, melainkan tempat duduk sudah hampir terisi. Kadang2 malah hanya tersisa satu atau dua kursi. Kalau bisnya benar2 masih kosong, mereka tidak akan teriak seperti itu melainkan bisnya akan jalan seperti keong. Akal2an kecil seperti adalah untuk menjebak orang yang mengharapkan orang untuk mendapatkan tempat duduk. Secara teknis bohong2nya kecil sih, toh memang masih ada tempat duduk. Yang tidak diinformasikan hanya ada tinggal berapa!

Kosong! Kosong! :
Nah, kalau yang ini jebakannya lebih parah. Maksudnya kosong adalah kosong untuk berdiri! Tempat duduk sudah tidak ada. Jadi jangan berharap bisnya benar2 kosong.

Terakhir! Terakhir! :
Kalau ini bohong banget. Biasanya ini diteriakkan ketika hari sudah larut malam, untuk menjebak anda supaya buru2 naik bisnya dia, karena mengira ini benar2 bis yang terakhir. Ini juga untuk menjebak mereka yang tidak mau naik bis yang sudah penuh dan ingin menunggu bis berikutnya yang lebih longgar. Percayalah, masih banyak (bukan hanya satu atau dua, banyak!) bis dibelakangnya! Ini hanya truk untuk mendapatkan penumpang banyak di waktu malam.

Gak ada mobil! dengan alasan Ada Demo! atau Mobil no.sekian mogok! :
Ini juga bohong banget. Meskipun satu dua kali ada benarnya juga. Taktik ini biasanya berlaku di siang atau sore hari, dengan tujuan menjebak penumpang naik bisnya, bukan menunggu bis di belakang yang lebih longgar.

Demikianlah sekilas pengalaman saya selama bergaul dengan angkutan umum di Jakarta. Saya tidak tahu apakah trik2 kecil seperti ini juga berlaku di daerah lain. Setahu saya angkot2 di Bandung tidak pakai bohong2an seperti ini. Paling mereka agak rese urusan bayaran yang kurang2 sedikit.

Sekedar permenungan, apakah kerasnya Jakarta membuat mereka melakukan tipu2 kecil seperti ini, di alam persaingan hidup yang keras.

1 comment:

Anonymous said...

huehehe bener statement yg elo bilang terakhir On. Kerasnya hidup bisa bikin org melintas garis batas yg jelas, atau at least membuat garis tersebut jadi samar2x :D

Gue jg kalo abis ditipu suka nyumpah2x dlm hati :mrgreen: