Dari dulu saya sering mendengar teman2 dari kalangan IT yang mengatakan kalau Roy Suryo itu gak tau apa2, alias cuma selebritis. Repotnya dia yang dianggap ahli sama media kita. Kasus kontroversi Indonesia Raya yang dia angkat emang buat eneg. Orang udah nyanyi lagu tiga stanza itu di jaman SD, SD di kampung lagi, yang hanya ada empat kelas dalam satu sekolah. Gak ada yang heboh tuh. Rekamannya juga udah dari jaman jebot. Kalau tidak salah ingat aku pernah melihat itu sewaktu SD di TVRI menjelang acara 17 Agustusan. Malah ada yang dinyanyikan dengan versi refren yang gak standar:
Indone Indone merdeka merdeka, Tanahku negriku yang tercinta ...Gak ada yang heboh tuh... Emang bisanya cuma cari popularitas saja.
Apalagi Zainal Maarif, murahan sekali membuat isu seperti. Kalau pun itu benar, so what. Aku tidak peduli Presiden mau beristri berapa, asal ngurus negara ini bener.
Yang lebih parah lagi adalah pers kita yang melahap itu semua, demi sensasi. Sayangnya masyarakat kita juga belum cukup cerdas. Kalau kita cukup cerdas, kita boikot pers yang beritanya gak jelas kayak gini. Malu-maluin bangsa ini aja. Masih mending aku dukung tim nasional yang meskipun kalah kemarin tetapi kalah dengan kepala tegak! Hidup tim nasional, terutama buat kiper PSMS, Markus Horison. Mantap benar!
Kita boikot Roy Suryo!
2 comments:
Pendewasaan manusia Indonesia memang tampaknya harus di segala bidang. Entah Pelita-Pelita kemarin sudah belajar apa saja...
Tapi saya senang dengan bertumbuhnya portal-portal citizen journalism di Indonesia, kita bisa lebih mengetahui banyak hal dari bawah (rakyat). Dengan saling mendukung bertumbuhnya kehidupan pers yang sehat dan untuk rakyat, pasti bangsa ini ikut tercerdaskan.
Iya, heran juga. Padahal waktu aku SD, aku udah tahu bait ke-2 dan ke-3 indonesia raya...
Post a Comment