Monday, September 8, 2008

Ada Apa dengan Jalan Blora?

Ada apa dengan Jalan Blora? Setiap hari aku selalu melewati jalan ini dalam perjalanan dari Stasiun Dukuh Atas (nama resminya Stasiun Sudirman) ke kantorku. Karena tiap hari melewati jalan tersebut, mau tidak mau kuperhatikan ada apa di jalan itu. Dan karena berjalan kaki tentunya bisa lebih melihat dengan detil ada apa di sana.

Jalan Blora sebenarnya termasuk pendek jika dibandingkan dengan jalan-jalan lain. Ia paralel dengan Jalan Sudirman, yang merupakan jalan protokol. Meskipun ia paralel dengan jalan Sudirman, tapi ia tidak ramai, malah hampir pasti lenggang. Mungkin karena memang pendek dan hanya dipakai sebagai jalan pintas saja untuk memutar.

Di jalan Blora ini ada Dunkin' Donut, yang kayaknya gak rame2 amat, dan juga Alfamart yang memang sudah ada dimana-mana. Kemudian sebuah Restoran Menado yang mahal dan tidak enak, dan E-motion, label kaset-nya TOMPI. Lalu Gado2 BOPLO yang paling enak sejagat gado2nya, yang entah kenapa ganti label menjadi Gado2 Cemara dan rasanya gak seenak sebelumnya (katanya sih pertikaian bisnis, tapi entahlah). Disitu juga ada dua travel: Cipaganti dan XTrans. Ini tentunya memudahkan mereka yang mau ke Bandung dan kantornya berdekatan dengan Blora yang cukup strategis karena berada di sekitar bunderan HI.

Yang menarik adalah, entah mengapa, jalan Blora selalu menjadi tempat favorit kantor partai. Dulu ada partai PDK dan kantor Kosgoro. Kemudian menyusul Wiranto Center, dengan Hanura-nya. Belakangan Barnas (Barisan Nasional) dan PPD (Partai Persatuan Daerah, bukan bis PPD) juga berdiri di sana. Mengapa Blora menjadi tempat favorit. Entahlah.

Mungkin karena di Jalan Blora juga ada dua kafe dangdut yang berdekatan. Asmoro dan LoneStar. Saya baru sadar itu adalah kafe dangdut waktu pulang agak larut dan melewati jalan Blora. Jalan itu yang biasanya sepi kok penuh dengan mobil parkir. Begitu terdengar hingar bingar musik dangdut keluar dari sebuat gedung aku baru sadar bahwa itu adalah kafe dangdut. Dan mereka cukup sopan tentu saja untuk tidak beroperasi selama bulan puasa ini.

Yang menarik lainnya adalah di sana ada sebuah toko tua bernama CHUNG IN. Bangunannya masih bergaya jaman dulu. Ada kemungkinan bangunannya adalah bangunan paling tua di daerah itu. Kalau sempat mungkin saya akan melakukan liputan tentang cerita toko tua ini.

Dan yang terakhir di sana ada sebuah pohon mengkudu yang berbuah lebat. Nah kalau anda mau buah mengkudu gratis buat nurunin kolesterol silahkan tongkrongin tuh pohon!

3 comments:

Anonymous said...

Tidak salah lagi, partai demen bermarkas di situ pasti karena ada kafe dangdutnya! hehehe...

Pengen denger cerita Chung In. Smoga banyak ce2x mandarin yg canti jelita spt lin ching hsia dan zhao wei :mrgreen:

Oni Suryaman said...

@tigis
dugaanku emang gitu git. pasti abis jam kantor mereka nongkrong di kafe dangdutnya :p

soal toko chung in, ada sih. tapi lin cing shia yang udah 60 tahun :p yang jaga nenek2 git!

Anonymous said...

msh nungguin berita toko chung in. Tentunya ama cucunya lin ching hsia yg cantik jelita :mrgreen: