Sunday, September 7, 2008

Mengenang 4 Tahun Munir

7 September, 2008. Tak terasa sudah empat tahun Munir meninggalkan kita. Empat tahun pula kasusnya berusaha diungkap. Konvoi para sahabat Munir yang tergabung dalam Komite Solidaritas untuk Munir KASUM yang diawali dari Tugu Proklamasi dilanjutkan dengan mendatangi beberapa titik seperti Kejaksaan Agung, Mabes Polri, Komisi Yudisial dan juga Istana Merdeka untuk menyerahkan karangan bunga serta surat dukungan dan tuntutan penuntasan kasus Munir.

Perkembangan terakhir telah membawa Muhdi PR ke depan meja hijau dengan tertinggi hukuman mati, dan Polycarpus yang sudah divonis 20 tahun penjara. Muhdi yang adalah mantan Danjen Kopasus, menurut jaksa penuntut umum bermotif membunuh Munir karena dendam. Ia dendam karena Munir mengungkap adanya tim Mawar dalam tubuh Kopassus yang bertanggung jawab atas penghilangan aktivis tahun 1997-98. Akibat dibukanya keterlibatan Kopassus, Muhdi dipecat dari jabatan Danjen dan karir militernya berakhir.

Menurut beberapa teman di KASUM, tuntutan ini justru lemah, karena dengan demikian bisa mengakhiri kasus ini di Muhdi saja, dengan motif dendam pribadi dan memanfaatkan jabatannya di BIN untuk membunuh lawan pribadi. Lagi pula menurut beberapa ahli hukum pengungkapan motif di dalam hukum Indonesia bukanlah syarat mutlak, selama bukti2 memberatkan. Dugaan adanya keterlihatan BIN secara lebih mendalam bisa saja tidak tersingkap kalau semuanya berhenti di Muhdi. Kita lihat saja nanti perkembangan selanjutnya.

Yang jelas, kasus Munir harus diungkap. Munir telah menjadi martir di republik ini, yang membuktikan bahwa masih ada orang2 yang tidak ingin Indonesia dibangun dengan keadilan dan penghargaan atas kemanusiaan. Mereka masih ingin Indonesia dibangun di atas teror, sebuah negara Intel, seperti dilukiskan dalam film V for Vendetta. Adalah tugas kita terus ingat dan tidak akan berhenti berjuang, sampai negara ini benar2 menjadi sebuah negara yang besar demi rakyatnya. Munir sudah gugur, dan kita akan meneruskan perjuangannya.

1 comment:

Anonymous said...

kalo denger munir koq gue langsung inget dukungannya pada amien rais ya. Rasanya aneh aja gitu. Sbelumnya gue pikir dia lebih dekat ke kubu mega. Ternyata nasionalis religius jg dia hehe