Ada kabar baik buat para pengguna busway (dan kabar buruk bagi pemakai kendaraan pribadi :p). Kebijakan mix-traffic (yaitu diijinkannya kendaraan lain masuk jalur busway pada waktu tertentu) yang diterapkan di beberapa jalur busway dengan niat mengatasi kemacetan akan ditinjau ulang di akhir tahun ini. Alih-alih mengurangi kemacetan, ia menurunkan kinerja busway 20-30%, dan ternyata juga tidak mengatasi kemacetan. Ini disebabkan karena kemacetan memang bukan karena busway, melainkan karena volume kendaraan yang berlebih. Ini malah bisa memukul balik, karena turunnya kinerja busway bisa membuat orang meninggalkan busway!
Busway kalau mau diterapkan memang harus konsisten. Kalau mobil pribadi masih diijinkan masuk ke jalur busway, ia bukan lagi jalur khusus. Ada argumen yang mengatakan bahwa pemakai kendaraan pribadi yang telah membayar pajak telah diambil haknya oleh busway. Masalahnya bukan di situ. Pemakaian kendaraan pribadi jelas tidak efektif karena memakan beban jalan, dan harus di-discourage, baik dengan pajak yang tinggi, maupun dikurangi kemudahannya, seperti dimakan jalur bisa. Dimana-mana, kendaraan umum memang diberi prioritas. Selain lebih efektif karena ngangkut orang dalam jumlah banyak, ia juga mengurangi jumlah emisi karbon. Apalagi kalau memakai gas. Jumlah kendaraan sudah terlalu banyak dan mass-transit adalah jalah keluarnya, plus pengurangan jumlah kendaraan secara bertahap. Mengenai kenapa busway bukan monorail atau subway, itu adalah pertimbangan praktis. Jelas lebih murah dan mudah. Emang buat monorail dan subway gampang. Monorail saja sekarang tersandung karena masalah pendanaan. Untuk subway mesti dilihat dulu struktur tanahnya. Jangan2 nantinya terowongannya malah terisi air. Lumayan juga sih, jadi got raksasa, bisa untuk ngatasin banjir.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment