Lagi2 terjadi kekerasan terhadap wartawan. Tapi yang kali ini yang ingin saya sorot adalah, kekerasan dilakukan oleh mahasiswa (lihat ini).
Pertama, wartawan memang bukan makhluk suci. Kerap kali kita juga melihat wartawan melanggar rambu2 di dalam melakukan kerja jurnalistik. Misalnya, mengancam atau memeras sumber, memasuki area privat (khususnya infotaiment, meskipun ada juga yang menolak mereka disebut wartawan). Yang lebih ringan kesalahannya adalah wartawan asal kutip sehingga kutipan diambil keluar dari konteksnya dan menimbulkan persepsi yang berbeda seperti yang dimaksudkan sumber. Ini juga membuat wartawan dibenci.
Kedua, bagaimana pun jeleknya, tidak bisa dipungkiri, kalau fungsi jurnalisme tidak bisa ditiadakan dalam alam demokrasi. Ia adalah salah satu pilar demokrasi, bersama pendidikan, dan keterwakilan. Tanpa dia, demokrasi lumpuh.
Ketiga, mutu jurnalisme kita memang perlu ditingkatkan. Di saat partai politik dianggap banyak tidak bermutu sehingga orang melihat calon independen, mungkin kita juga perlu melihat jurnalis independen, seperti blogger, karena koran sekarang, apalagi TV juga banyak yang gak mutu.
Keempat, yang ini yang memprihatinkan: mahasiswa yang mestinya kaum terdidik, ternyata juga sama saja. Ini sebetulnya juga tidak terlalu aneh. Mahasiswa hanyalah sampel kecil dari keseluruhan potret masyarakat kita. Yang namanya kerumunan massa, ya begitu kelakuannya, gak peduli tukang becak, pedagang kaki lima, mahasiswa, pelajar, bahkan orang berdasi, pengacara, agamawan, dan wartawan juga. Masyarakat kita memang sedang sakit.
Wednesday, December 5, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment