Pertanyaan mengenai siapa presiden kita berikutnya kelihatannya sudah gak laku. Hampir pasti SBY akan menjadi presiden berikutnya (kecuali Tuhan berkehendak lain). Yang menjadi panas adalah siapakah pendampingnya.
Kemungkinan pertama: JUSUF KALA
Life as usual. Tidak ada perubahan berarti. Status quo. Tapi bukankah ini yang paling disukai para pengusaha? Pecahnya koalisi antara Golkar dan Demokrat akan menimbulkan perubahan yang tidak bisa ditebak. Dan pengusaha tidak suka akan hal yang tidak bisa ditebak.
Kemungkinan kedua: CALON DARI PKS
Mengingat PKS adalah sekutu Demokrat yang paling setia, paling tidak sampai saat ini. Kalangan Islam perkotaan akan mendukung ini. Tapi ini akan mendapatkan perlawanan dari golongan Islam yang lain yang melihat PKS sebagai perpanjangan tangan Wahabbi. Apalagi kelompok minoritas dan pendukung pluralisme akan melobi habis2an supaya calon ini gagal. Bisa terjadi konflik. Ini adalah pasangan yang menurut saya paling kontroversial.
Kemungkinan ketiga, CALON PROFESIONAL
Calon ini akan mendapat dukungan dari kaum moderat. Ini sekaligus pilihan yang paling aman bagi partai Demokrat karena tidak memihak. Ada juga kelemahannya. Demokrat tidak punya pendukung partai yang kuat dari pihak cawapres. Calon yang sering terdengar digadang2 adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan sekarang.
Kemungkinan keempat, HAMENGKUBUWONO X
Calon ini akan didukung para pengusung pluralisme mengingat sepak terjang Sri Sultan, dan lebih terutama lagi istrinya, Kanjeng Ratu Hemas. Tapi beliau kurang mendapat dukungan secara politis sehingga sulit untuk maju ke ajang pemilihan cawapres. Ia juga bisa menjadi calon alternatif bagi Golkar jika ingin mempertahankan koalisi dengan Demokrat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Dengar2 sih PAN mau koalisi sama Demokrat. Ada kemungkinan cawapres dari PAN nggak? Masa Amien Rais jadi wapres???
kayaknya peluang PAN agak sulit. Kalaupun ada yang naik, kayaknya lebih mungkin ketuanya Soetrisno Bachir dan Hatta Radjasa. Amien Rais sudah habis karir politiknya...
susah juga mencari capwares, apakah ini dikarenakan capres-nya sudah kekurangan bargaining position atau apa ya ?.
padahal kalo niatnya iklas dan tulus, kenapa harus takut dengan parlemen.
kemudian kalo niatnya tulus, rakyat kemungkinan besar pasti milih bukan ?.
Post a Comment