Saya sedih sekali mendengar berita ini. Gak tahu bagaimana tanggapan keluarga Bung Hatta yang masih hidup tentang ini. Dulu saya pernah iseng nanya2 tentang status perpustakaan tersebut. Kata orang di sana sih keluarga Bung Hatta juga gak ngurusin karena udah dialihkan ke yayasan pengurusnya.
Sebuah simbol telah rubuh menandai rubuhnya tonggal intelektual bangsa ini, putra terbaik bangsa ini. Bung Hatta kalau bisa melihat dari surga mungkin akan nangis darah. Tapi itulah negeri ini, yang memuja mal dan belanja, melupakan moral dan budaya. Bung Hatta, maafkanlah kami generasimu yang tidak tahu diri ini, yang melupakan sejarah dan jati diri, yang menghamba pada dunia dan fana. Melupakan esensi dan pekerti.
Gedung memang hanya sebuah simbol. Tapi ini sungguh mencerminkan kita yang sesungguhnya. Sampai jumpa intelektualitas, sampai jumpa etika. Selamat datang materialisme. Selamat datang dunia...
Memang perpustakaan tersebut sudah lama terbengkalai. Perpustakaan memang tidak menjadi prioritas pembangunan bangsa ini. Dengan anggaran pendidikan yang 20% semestinya ini juga bisa dipakai untuk membenahi perpustakaan di seluruh negeri ini yang gak jelas mau dibawa kemana.
Turut berduka cita, walaupun memang perpustakaan tersebut sudah lama koma, menunggu mati...
Thursday, April 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment