Barusan posting sebelumnya saya mengkritik cucu SBY yang dilahirkan dengan operasi caesar (yang setau saya) bukan karena alasan medis, eh baru aku tahu bahwa lagu-lagu SBY dinyanyikan dalam prosesi penurunan bendera 17 Agustus 2008 barusan (baca di okezone).
Bukankah upacara 17 Agustus itu adalah sebuah upacara yang sakral yang mestinya bersih dari segala upaya menjilat atasan. Kok saya melihat acara yang pake nyanyiin lagunya SBY segala adalah upaya menjilat yang terlalu kentara. Untuk bisa lagu seseorang dinyanyikan itu mestinya gak gampang. Dari lagu-lagu yang lumayan baru mungkin baru lagu ciptaan alm. Gombloh yang layak.
Okelah bahwa lagu beliau yang dinyanyikan "Save our planet" mengusung isu lingkungan yang emang lagi hangat dan juga penting. Tapi apa memang harus lagu beliau. Masih lebih pantes lagu "Imagine"-nya John Lennon misalnya. Atau "We are the World"-nya Michael Jackson. Atau kalau mau bau lokal bisa pake lagu2nya Uli Sigar Rusadi misalnya.
Belum lagi acara yang sakral ini pake bawa2 bintang cilik komersil pemenang AFI junior dan idola cilik RCTI (yang suka saya plesetin jadi idola licik). Komersialisasi emang sudah sampai di depan orang paling berkuasa di Indonesia, secara simbolis.
Sekedar mengutip obrolan orang2, susah negeri ini punya presiden pengen jadi penyanyi dan punya penyanyi pengen jadi presiden... :p
Wednesday, August 20, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
hehehe mgkin situasi politik kita yg skrg membuat mereka lagi2x mencoba mengkultuskan diri sendiri ya. Susah memang...
Post a Comment